Persekutuan diperkuat di Indonesia

Menjalankan rumah sakit dan sekolah, reboisasi dan keadilan iklim, mempromosikan keadilan gender, menjangkau suku-suku terpencil, dialog antaragama, memerangi perdagangan manusia – pekerjaan dan kesaksian gereja-gereja anggota World Communion of Reformed Churches (WCRC) di Indonesia sama beragamnya dengan negara itu sendiri.

Menyusul beberapa konsultasi di Depok, Indonesia, staf eksekutif WCRC bertemu dengan lebih dari 12 orang pemimpin gereja di Indonesia selama dua hari sebelum mengakhiri kunjungan mereka dengan perayaan tahunan Ibadah Hari Reformasi WCRC di Gereja Kristen Jawa Jakarta, dengan penayangan langsung ke seluruh dunia.

“Kami bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan untuk memperkaya dengan diskusi yang telah terjadi minggu ini – mengenai krisis iklim dan membaca tanda-tanda zaman – yang kami harap akan menyiapkan kerangka kerja untuk diskusi politik dan ekonomi Sidang Raya 2025,” Kata Najla Kassab, presiden WCRC. “Ini adalah waktu untuk mendapatkan kembali kekuatan dalam kemitraan kita. Sangat penting bagi kita untuk bersatu untuk melihat apa yang diminta Tuhan dari kita. Semoga ini menjadi awal baru dari kerja sama, kekuatan, dan harapan. Bersama-sama kita bisa membuat perbedaan.”

Sylvana Maria Apituley, Wakil Presiden WCRC dan anggota Gereja Protestan di Indonesia Barat (GPIB), menyampaikan “betapa indahnya akhirnya dapat berkumpul kembali pasca-Pandemi.”

Gereja-gereja anggota Indonesia mengorganisir diri mereka menjadi badan regional pada tahun 2012 sebagai WCRC-Indonesia, dan mengadakan pertemuan terakhir mereka pada tahun 2018 tentang “membaca ulang pengakuan Accra dalam konteks geo-politik global terkini serta pengaruhnya terhadap gereja, masyarakat, dan alam.”

Pandemi Covid mengganggu rencana dan peluang lebih lanjut untuk berkumpul. “Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk merefleksikan kembali apa yang menjadi tujuan kerjasama kami,” kata Apituley.

Para pemimpin gereja memberikan pembaruan tentang situasi mereka saat ini, termasuk keberhasilan dan tantangan yang mereka hadapi.

Staf WCRC –Hanns Lessing, Min-Woo OH, dan Philip Vinod Peacock– kemudian berbagi pekerjaan saat ini dan rencana WCRC selanjutnya, termasuk rencana untuk Sidang Raya yang akan datang, yang akan diadakan pada tahun 2025 di Chiang Mai, Thailand.

“Pertemuan di Indonesia sangat penting bagi kita semua. Ini adalah waktu yang penting untuk menyuarakan keprihatinan dan kekuatan gereja di Indonesia dan Asia. Inilah sebabnya mengapa sangat penting juga untuk mengadakan Sidang Raya kita dalam konteks Asia,” kata Kassab.

“Ini adalah pertemuan yang sangat baik untuk mengintensifkan hubungan antara gereja-gereja Indonesia dan Persekutuan secara luas. Ini adalah langkah pertama yang baik,” kata Lessing.

Para peserta setuju untuk terus memperkuat WCRC-Indonesia dan memulai kembali proses agar kelompok ini dapat diakui sebagai Dewan Regional resmi oleh WCRC.

Pertemuan dengan para pemimpin gereja Indonesia diadakan pada tanggal 26-27 Oktober.

Comments are closed.